Jumat, 26 Maret 2010

permintaan dan penawaran

Permintaan adalah ungkapan keinginan dan kemampuan seorang pembeli untuk memperoleh jumlah tertentu dari suatu barang dalam berbagai kemungkinan harga yang pembeli mungkin dapat tawarkan. Permintaan dapat dianggap sebagai suatu daftar harga dan jumlah dalam pikiran pembeli.
Penyalur di Pasar Bursa New York selalu memegang sebuah buku di mana setiap pesanan dari berbagai nasabah dimasukkan ke buku itu: berapa banyak saham dan berapa harganya. Daftar seperti itu adalah suatu gambaran dari apa yang investor inginkan dan apa yang mampu dibeli.
HUKUM PERMINTAAN
Hukum permintaan menyatakan bahwa hubungan antar harga dan jumlah yang ada di dalam pikiran para pembeli selalu berbanding terbalik. Hukum permintaan memberikan gambaran seperti suatu kurva terbuka ke bawah. Hukum permintaan dapat dijelaskan dengan menyusutnya manfaat marginal, pengaruh pendapatan dan pengaruh penggantian; hal itu juga dapat dilihat dengan bantuan kurva indiferen
PENGARUH PENDAPATAN
Pada hukum permintaan dapat dijelaskan dengan mengamati bahwa perubahan harga secara mendadak akan mempengaruhi daya beli konsumen. Jika harga menjadi lebih rendah dari diharapkan, dana yang tersisa itu akan menyebabkan konsumen dapat membeli lebih banyak. Suatu peningkatan harga secara mendadak akan menyebabkan konsumen untuk membeli lebih sedikit.
PENGARUH SUBTITUSI (PENGGANTIAN)
Hukum permintaan dapat juga dijelaskan oleh pengaruh subtitusi (penggantian). Jika harga suatu barang lebih rendah dari yang diperkirakan,maka konsumen akan melihat adanya kesempatan tawar-menawar dengan memperbandingkannya dengan barang yang masih memiliki harga penuh. Konsumen untuk sementara waktu akan merubah pola konsumsinya dengan menggantikan barang yang masih memiliki harga penuh.
PENAWARAN
Penawaran adalah keinginan dan kemampuan para penjual atau penyalur untuk menawarkan berbagai jumlah barang dalam suatu relevansi harga.
Penawaran adalah apa yang kita harus tawarkan. Kita semua mempunyai ketrampilan dan waktu untuk ditawarkan kepada penyedia kerja kita. Bagi sebagian dari kita, banyaknya jumlah jam kerja boleh saja berubah dari hari ke hari atau dari minggu ke minggu. Tetapi, yang paling sering adalah, jika tambahan jam kerja diperlukan untuk bekerja, maka kita akan mengharapkan adanya harga lebih, misalnya, dengan uang lembur.
HUKUM PENAWARAN
Hukum penawaran menyatakan hubungan antara harga dan jumlah penawaran di dalam pikiran para penjual atau produsen adalah berbanding lurus. Kapan terjadi peningkatan harga maka demikian juga dengan jumlah penawaran.
Pembayaran uang lembur menunjukkan bahwa jika seseorang diharapkan untuk ditawar, maka seseorang dapat mengharapkan untuk dibayar lebih. Dalam beberapa profesi, jam kerja tambahan di luar jam lembur biasa akan dibayar pada jumlah yang jauh lebih tinggi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN
Harga adalah faktor penentu yang utama. Faktor lain selain harga adalah:
- jumlah para penjual atau produsen,
- biaya-biaya produksi (termasuk pajak),
- teknologi (karena itu mempengaruhi biaya produksi),
- harga dari yang lain barang-barang (sebagai sumber dari kemungkinan keuntungan),
- perkiraan harga (tetapi pengaruhnya masih meragukan).

Rabu, 03 Maret 2010

security banking

Bank merupakan sebuah entitas bisnis yang paling penting dibicarakan bila membahas teknologi informasi (TI). Proses bisnis yang masif, ketat, dan memiliki kompleksitas tinggi dalam bank serta manajemennya yang rigid tak dipungkiri butuh bantuan TI tingkat tinggi. Tanpa bantuan TI sangat tidak mungkin bank berkembang seperti sekarang ini.
Anthony Zboralski adalah information Security Consultan dari PT Bellua Asia Pacific
By Widia Yurnalis.
Eksistensi TI tidak cuma memberikan manfaat besar tapi juga risiko yang menganga lebar. Keseragaman kanal komunikasi data secara global berbasis komputer, adalah buah simalakama karena tak pelak sistem sebuah bank bersentuhan dengan sistem publik.
Pada zaman Wild West, merampok bank biasa dilakukan dengan senjata api dan kenekatan. Saat ini orang hanya perlu sebuah komputer dan koneksi Internet, tak peduli operatornya tahu berapa banyak peluru dalam pistol jenis Colt serta risiko nyawa melayang ditembus peluru sang Marshall. Selain itu, uang hasil rampokan pun tak perlu ia gendong dan menjauh dari kota secepat mungkin karena yang ia curi adalah informasi yang melegalkan penguasaan sejumlah uang.
Isu security data bank tetap menempati posisi utama dalam diskursus keamanan komputer. Citra sebagai gudang uang terlalu melekat di benak publik terlebih di kepala para kriminal. Teknik kejahatan pun selalu mengikuti evolusi peradaban. Jadi jangan berpikir Anda lebih pintar daripada penjahat. Mengenai security system, berikut penuturan Anthony Zboralski, Information Security Consultant dari PT Bellua Asia Pacific.
Apakah Trusted Computing sedikit licin terhadap Hacker?
Trusted computing menjadi salah satu isu teknologi paling mutakhir saat ini. Ketika perangkat trusted computing ingin digunakan secara baik, secara matematis user harus yakin bahwa hal itu tidak akan disalahgunakan. Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk membuat data yang dimiliki terasa aman. Begitu juga dalam dunia perbankan. Di dunia perbankan, untuk meningkatkan security, bank harus mengetahui apakah insfrastruktur yang dimilikinya itu aman (dari segi physical security, system security, dan network security).
Sampai sejauh mana pentingnya security dalam sebuah perusahaan?
Secara praktis, security dalam online banking system berkaitan dengan skema fungsi bisnis. Sebelum membuat semua data aman, hal yang harus dilakukan sebuah bank adalah mengetahui dengan pasti apa yang harus diamankan. Memang, hal yang faktual adalah sangat tidak mungkin membuat data yang dimiliki aman 100 %. Dalam sebuah bank, mungkin saja sudah terdapat security system yang baik, tapi tidak tertutup kemungkinan ada bagian lain yang terancam.
Selain itu, hal penting yang harus diingat tentang security, yakni bank harus melihat secara luas apa yang para penyerang (hacker) lakukan untuk menghancurkan sistem. Jika bank tidak mengetahui bagaimana sistem yang mereka bangun itu diserang, akan sangat sulit untuk mengetahui bagaimana menangkis serangan para hacker.
Bagaimana dengan peran infrastruktur yang baik?
Sebagian besar masalah yang dihadapi bank adalah kadang bank melakukan berbagai hal hanya untuk mendapatkan keuntungan. Dengan menggunakan jaringan yang tertutup, sering kali pihak bank merasa bahwa masalah security tidak perlu dikhawatirkan. Padahal, dengan kemajuan internet saat ini, bank harus meningkatkan sumber daya, pengetahuan, dan juga security system mereka. Kadang kala, sering ditemui, security management infrastructure tidak mereka miliki.
Solusinya, bank harus memulai dengan meng-upgrade SDM mereka agar mengerti konsep security dan terlibat sejak awal mengenai security system bank tersebut. Dengan demikian, faktor manusia memang menjadi kunci dalam security system dalam suatu perusahaan. Orang-orang yang berkaitan dengan security tidak hanya bertugas untuk menjalankan tugas dan mengantisipasi masalah yang dilakukan orang lain, tapi orang tersebut juga harus terlibat dalam security system sebuah perusahaan sejak awal. Satu hal yang patut diingat, dalam security, seseorang tidak bisa mengatakan kapan waktu yang tepat untuk menyerang sebuah sistem atau kapan suatu sistem itu diserang. Saat bank menggunakan sebuah security product, akan sangat mungkin terjadi kerusakan. Apalagi, dengan “kecanggihan” taktik para hacker, bisa dikatakan bahwa setiap sistem yang digunakan sudah tidak reliable lagi.
Jadi, sebaiknya bagaimana meningkatkan keamanan Jaringan Komputer Bank?
Serangan dari pihak luar terhadap bank-bank yang beroperasi, pasti akan selalu ada. Apalagi, uang menjadi kebutuhan vital. Tak heran jika bank menjadi incaran untuk “meraup” uang dalam jumlah besar. Bisa dibayangkan, ketika tindak kriminal lewat bank makin meningkat, banyak pihak yang dilibatkan, termasuk orang dalam bank tersebut. Misalnya saja, sebuah bank yang memiliki automatic changing machine, akan terjadi kemungkinan seseorang meng-hack data yang digunakan oleh bank tersebut dengan menggunakan “orang dalam”. Hasilnya, uang pun bisa didapatkan dengan mudah. Di situlah letak tidak adanya keamanan 100 persen itu.
Setiap industri sangat bergantung pada fungsi bisnis yang akan diraih. Dengan demikian, serangan yang dilancarkan para hacker pun makin variatif. Hal yang harus diingat dalam dunia perbankan, jangan mengambil apa pun hanya untuk mendapatkan keuntungan. Lambat laun, security itu akan gagal. Sepantasnya, bank yang memiliki sistem keamanan yang bagus harus bisa merencanakan apa yang harus dilakukan sebelum sistem keamanan tersebut itu gagal bekerja. Itu kuncinya.

Security Banking

Bank merupakan sebuah entitas bisnis yang paling penting dibicarakan bila membahas teknologi informasi (TI). Proses bisnis yang masif, ketat, dan memiliki kompleksitas tinggi dalam bank serta manajemennya yang rigid tak dipungkiri butuh bantuan TI tingkat tinggi. Tanpa bantuan TI sangat tidak mungkin bank berkembang seperti sekarang ini.
Anthony Zboralski adalah information Security Consultan dari PT Bellua Asia Pacific
By Widia Yurnalis
Eksistensi TI tidak cuma memberikan manfaat besar tapi juga risiko yang menganga lebar. Keseragaman kanal komunikasi data secara global berbasis komputer, adalah buah simalakama karena tak pelak sistem sebuah bank bersentuhan dengan sistem publik.
Pada zaman Wild West, merampok bank biasa dilakukan dengan senjata api dan kenekatan. Saat ini orang hanya perlu sebuah komputer dan koneksi Internet, tak peduli operatornya tahu berapa banyak peluru dalam pistol jenis Colt serta risiko nyawa melayang ditembus peluru sang Marshall. Selain itu, uang hasil rampokan pun tak perlu ia gendong dan menjauh dari kota secepat mungkin karena yang ia curi adalah informasi yang melegalkan penguasaan sejumlah uang.
Isu security data bank tetap menempati posisi utama dalam diskursus keamanan komputer. Citra sebagai gudang uang terlalu melekat di benak publik terlebih di kepala para kriminal. Teknik kejahatan pun selalu mengikuti evolusi peradaban. Jadi jangan berpikir Anda lebih pintar daripada penjahat. Mengenai security system, berikut penuturan Anthony Zboralski, Information Security Consultant dari PT Bellua Asia Pacific.
Apakah Trusted Computing sedikit licin terhadap Hacker? Trusted computing menjadi salah satu isu teknologi paling mutakhir saat ini. Ketika perangkat trusted computing ingin digunakan secara baik, secara matematis user harus yakin bahwa hal itu tidak akan disalahgunakan. Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk membuat data yang dimiliki terasa aman. Begitu juga dalam dunia perbankan. Di dunia perbankan, untuk meningkatkan security, bank harus mengetahui apakah insfrastruktur yang dimilikinya itu aman (dari segi physical security, system security, dan network security).
Sampai sejauh mana pentingnya security dalam sebuah perusahaan? Secara praktis, security dalam online banking system berkaitan dengan skema fungsi bisnis. Sebelum membuat semua data aman, hal yang harus dilakukan sebuah bank adalah mengetahui dengan pasti apa yang harus diamankan. Memang, hal yang faktual adalah sangat tidak mungkin membuat data yang dimiliki aman 100 %. Dalam sebuah bank, mungkin saja sudah terdapat security system yang baik, tapi tidak tertutup kemungkinan ada bagian lain yang terancam. Selain itu, hal penting yang harus diingat tentang security, yakni bank harus melihat secara luas apa yang para penyerang (hacker) lakukan untuk menghancurkan sistem. Jika bank tidak mengetahui bagaimana sistem yang mereka bangun itu diserang, akan sangat sulit untuk mengetahui bagaimana menangkis serangan para hacker.
Bagaimana dengan peran infrastruktur yang baik? Sebagian besar masalah yang dihadapi bank adalah kadang bank melakukan berbagai hal hanya untuk mendapatkan keuntungan. Dengan menggunakan jaringan yang tertutup, sering kali pihak bank merasa bahwa masalah security tidak perlu dikhawatirkan. Padahal, dengan kemajuan internet saat ini, bank harus meningkatkan sumber daya, pengetahuan, dan juga security system mereka. Kadang kala, sering ditemui, security management infrastructure tidak mereka miliki. Solusinya, bank harus memulai dengan meng-upgrade SDM mereka agar mengerti konsep security dan terlibat sejak awal mengenai security system bank tersebut. Dengan demikian, faktor manusia memang menjadi kunci dalam security system dalam suatu perusahaan. Orang-orang yang berkaitan dengan security tidak hanya bertugas untuk menjalankan tugas dan mengantisipasi masalah yang dilakukan orang lain, tapi orang tersebut juga harus terlibat dalam security system sebuah perusahaan sejak awal. Satu hal yang patut diingat, dalam security, seseorang tidak bisa mengatakan kapan waktu yang tepat untuk menyerang sebuah sistem atau kapan suatu sistem itu diserang. Saat bank menggunakan sebuah security product, akan sangat mungkin terjadi kerusakan. Apalagi, dengan “kecanggihan” taktik para hacker, bisa dikatakan bahwa setiap sistem yang digunakan sudah tidak reliable lagi.
Jadi, sebaiknya bagaimana meningkatkan keamanan Jaringan Komputer Bank? Serangan dari pihak luar terhadap bank-bank yang beroperasi, pasti akan selalu ada. Apalagi, uang menjadi kebutuhan vital. Tak heran jika bank menjadi incaran untuk “meraup” uang dalam jumlah besar. Bisa dibayangkan, ketika tindak kriminal lewat bank makin meningkat, banyak pihak yang dilibatkan, termasuk orang dalam bank tersebut. Misalnya saja, sebuah bank yang memiliki automatic changing machine, akan terjadi kemungkinan seseorang meng-hack data yang digunakan oleh bank tersebut dengan menggunakan “orang dalam”. Hasilnya, uang pun bisa didapatkan dengan mudah. Di situlah letak tidak adanya keamanan 100 persen itu. Setiap industri sangat bergantung pada fungsi bisnis yang akan diraih. Dengan demikian, serangan yang dilancarkan para hacker pun makin variatif. Hal yang harus diingat dalam dunia perbankan, jangan mengambil apa pun hanya untuk mendapatkan keuntungan. Lambat laun, security itu akan gagal. Sepantasnya, bank yang memiliki sistem keamanan yang bagus harus bisa merencanakan apa yang harus dilakukan sebelum sistem keamanan tersebut itu gagal bekerja.