Kamis, 26 Mei 2011

Analisis Makalah (Pemenggalan Kata)

Makalah yang akan kami analisis adalah suatu karya dari mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Kami kagum dengan ketertarikannya terhadap bidang kebahasaan. Apalagi penulis makalah ini membahas kaitan antara ilmu komputer dengan bahasa Indonesia. Pemenggalan kata merupakan topik yang baik dan sering kita temui sehari-hari. Nilai positifnya, kita dapat membuktikan hipotesis penulis dengan mudah pada berbagai media, contohnya koran.

Berdasarkan analisis kami terhadap makalah yang berjudul “Suatu Model Kaidah Pemenggalan Suku Pertama Pada Kata Bahasa Indonesia : Kasus Pada Huruf Awal B” didapatkan hasil sebagai berikut :

Makalah tersebut menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :


Judul
Abstract
1. Pendahuluan
2. Pemenggalan Suku Kata
2.1 Pemenggalan Suku Pertama pada Kata
2.2 Kaidah Pemenggalan Suku Pertama
3. Percobaan
4. Hasil Percobaan
5. Kesimpulan

Pada judul makalah terdapat kekurangan dalam hal penyusunan kalimat. Kata “dalam” sebaiknya dicantumkan di antara kata “kata” dan “bahasa” sehingga tidak menimbulkan ambiguitas. Pada awal membaca judul tersebut, kami menyangka bahwa kata “bahasa” yang menjadi objek penelitian. Namun setelah ditelaah kembali, kami baru menyadari bahwa penulis menjadikan semua kata dalam bahasa Indonesia yang berawalan huruf B sebagai objek penelitian. Selain kekurangan ini, kami tidak menemukan kekurangan lainnya pada judul makalah tersebut.

Setelah judul, kami analisis bagian abstraksi makalah. Pada bagian ini terdapat keistimewaan, yaitu penggunaan bahasa Inggris secara menyeluruh. Sejujurnya kami tidak menguasai bahasa Inggris, namun demikian telah kami coba rangkum beberapa kesalahan penulis. Pada kalimat pertama, kata “Indonesian” idealnya diganti menjadi Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lebih menunjukan kepribadian sebagai bahasa daripada menyebutnya dengan Indonesian, yang mempunyai arti lebih dekat dengan orang Indonesia. Selain itu, penulis melupakan tanda koma (,) dalam dua kalimat, yaitu pada kalimat ketiga dan kalimat terakhir.

Pada bagian pendahuluan, penulisan istilah asing sudah benar, yaitu dimiringkan. Singkatan NLP dan IR pada paragraf kedua seyogianya dideklarasikan terlebih dahulu di kalimat akhir paragraf pertama dengan menambahkan tanda kurung di sebelah kanan masing-masing istilah. Hal ini dikarenakan kedua singkatan terseut banyak disebutkan pada bagian pendahuluan, sehingga kurang efisien jika dituliskan istilah lengkapnya. Penulis mampu membedakan penulisan “di” sebagai kata depan dan sebagai kata imbuhan. Uraian pendahuluan tidak bertele-tele dan cukup jelas. Keselarasan antar paragraf terjaga dengan baik. Kalimat demi kalimat di dalamnya terlihat seolah bebas, namun belum menyalahi aturan kebahasaan.

Di bagian tinjauan pustaka, kami menemukan beberapa kesalahan. Di antaranya kalimat tidak efektif pada beberapa kalimat. Contohnya kalimat pertama paragraf pertama, “Kata di dalam bahasa Indonesia terdiri atas suku kata, baik pada kata dasar maupun pada kata berimbuhan”. Kata “pada kata” sebelum kata “berimbuhan” dapat kita hapus tanpa merusak artinya. Terdapat beberapa kata serapan yang muncul, seperti prototipe dan analogi.

Pada bagian ketiga dan keempat dari sistematika makalah, yaitu percobaan dan hasil percobaan, kami menilai penulis terlalu berhemat. Artinya tidak banyak yang dapat dianalisis karena jika dibandingkan dari segi kuantitas, bagian ini tidak sebanyak bagian tinjauan pustaka. Pada kalimat kelima paragraf pertama dalam hasil percobaan, yaitu “Setelah diteliti maka kata b yang digunakan hanya 2096 sedangkan sisanya adalah ...” kurang menyisipkan kata “kata” di belakang 2096. Kata ‘kata” ini digunakan sebagai penjelas bahwa angka yang tertulis menunjukkan banyaknnya kata. Hal seperti ini dapat kita temukan dalam kasus; telur-butir, hewan-ekor, atau lainnya.

Pada bagian kesimpulan, kami menilai tidak ada keselarasan antara bagian ini dengan pendahuluan. Di sini tidak menyinggung hubungan antara isi makalah dengan ilmu komputer yang sebelumnya tertera pada bagian pendahuluan.

Terakhir adalah bagian daftar pustaka. Bagian ini mengandung kesalahan mendasar, yaitu memakai sistem penomoran untuk daftar buku atau artikel yang menjadi rujukan. Semestinya daftar pustaka disusun berdasarkan abjad dan tidak diberi nomor.




Referensi :

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997, Balai Pustaka, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar