Kamis, 26 Mei 2011

Analisis Makalah (Sanding Kata )

Pada kesempatan ini, kami laporkan hasil analisis makalah yang berjudul “Google: Korpus Raksasa Sanding Kata dalam Pemelajaran dan Pengajaran BIPA”, berdasarkan pendekatan terhadap kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Makalah tersebut pernah disajikan dalam konferensi internasional pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (KIPBIPA) VII, 29-31 Juli 2010. Oleh karena itu, kami yakin bahwa makalah yang dianalisis ini merupakan suatu karya yang baik dan sulit bagi kami untuk menemukan kekurangannya. Namun demikian, kami telah mencoba menganalisisnya dengan kemampuan dan pengetahuan yang masih terbatas.

Judul makalah sudah baik dengan susunan yang tanpa cacat. Penggunaan kata korpus raksasa dan BIPA mungkin bisa menjadi satu-satunya ketidak-manusiawi-an. Kami menyebutnya dengan kata “tidak manusiawi” karena sebenarnya itu bukan kekurangan yang besar, korpus raksasa kami nilai sebagai majas hiperbola dalam judul dan BIPA belum populer kepanjangannya sehingga kami merasa seharusnya tidak disingkat.

Di dalam bagian abstrak terdapat beberapa kalimat tidak efektif. Sebagai contoh, pada pertengahan paragraf terdapat satu kalimat yang mengandung beberapa kata “yang”. Selain itu, pada kalimat ketiga mengandung kata “umumnya” tanpa memberikan data-data akurat sehingga kalimat tersebut masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Pada kalimat kedua paragraf pertama bagian pendahuluan, penulis kembali kurang cermat dalam menyusun kalimat efektif. Di kalimat ini terdapat 4 buah kata “yang”. Namun tentu saja hal ini dapat diperbaiki, sehingga menjadi “Tuturan atau tulisan yang wajar adalah tuturan atau tulisan yang mengandung sanding kata menurut penutur asli bahasa dianggap wajar atau lazim.”

Penulisan bahasa Inggris dalam kalimat sudah benar, yaitu dimiringkan. Beberapa kata berimbuhan juga sudah ditulis secara benar. Contohnya : menyandingkan bukan mensandingkan, pemelajar bukan pembelajar, memprediksi bukan memrediksi, mengategorikan bukan mengkategorikan. Namun, beberapa kata berimbuhan ditulis secara salah. Contohnya memopulerkan seharusnya mempopulerkan.

Pada bagian isi makalah terdapat pemenggalan kata yang tidak tepat. Contohnya terdapat pada halaman tujuh, paragraf pertama kalimat pertama point a, kata “kosakata” adalah satu kesatuan yang semestinya dipenggal menjadi kosa-kata jika terpisah oleh baris.

Pada halaman delapan poin 2, kata “menggantikannya” seharusnya diganti dengan “menggantinya”. Gambar-gambar yang dicantumkan tidak diberi nama atau keterangan yang menjelaskan tentang isi gambar.

Bagian simpulan dan saran dibuat oleh penulis dengan baik. Setiap kata yang dipilih mencerminkan keluwesan dan pengetahuannya tentang topik yang dipilih. Hampir tidak ada kesalahan, baik dari segi pemilihan kata, keselarasan antar kalimat, dan keterpaduan antar paragraf. Penulisan dan pengejaan sudah dalam bentuk baku yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Daftar pustaka pun ditulis dengan baik, yaitu disusun secara alfabetik dan dengan aturan yang benar.

Secara umum, makalah yang kami analisis sudah memenuhi kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. Beberapa kekurangan yang kami kemukakan bukanlah hal yang luar biasa. Namun, hal ini dapat dijadikan penulis sebagai acuan demi meningkatkan kualitas dan menuju ke arah perbaikan dalam tuturan dan tulisan bahasa Indonesia.

Analisis Makalah (Pemenggalan Kata)

Makalah yang akan kami analisis adalah suatu karya dari mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Kami kagum dengan ketertarikannya terhadap bidang kebahasaan. Apalagi penulis makalah ini membahas kaitan antara ilmu komputer dengan bahasa Indonesia. Pemenggalan kata merupakan topik yang baik dan sering kita temui sehari-hari. Nilai positifnya, kita dapat membuktikan hipotesis penulis dengan mudah pada berbagai media, contohnya koran.

Berdasarkan analisis kami terhadap makalah yang berjudul “Suatu Model Kaidah Pemenggalan Suku Pertama Pada Kata Bahasa Indonesia : Kasus Pada Huruf Awal B” didapatkan hasil sebagai berikut :

Makalah tersebut menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :


Judul
Abstract
1. Pendahuluan
2. Pemenggalan Suku Kata
2.1 Pemenggalan Suku Pertama pada Kata
2.2 Kaidah Pemenggalan Suku Pertama
3. Percobaan
4. Hasil Percobaan
5. Kesimpulan

Pada judul makalah terdapat kekurangan dalam hal penyusunan kalimat. Kata “dalam” sebaiknya dicantumkan di antara kata “kata” dan “bahasa” sehingga tidak menimbulkan ambiguitas. Pada awal membaca judul tersebut, kami menyangka bahwa kata “bahasa” yang menjadi objek penelitian. Namun setelah ditelaah kembali, kami baru menyadari bahwa penulis menjadikan semua kata dalam bahasa Indonesia yang berawalan huruf B sebagai objek penelitian. Selain kekurangan ini, kami tidak menemukan kekurangan lainnya pada judul makalah tersebut.

Setelah judul, kami analisis bagian abstraksi makalah. Pada bagian ini terdapat keistimewaan, yaitu penggunaan bahasa Inggris secara menyeluruh. Sejujurnya kami tidak menguasai bahasa Inggris, namun demikian telah kami coba rangkum beberapa kesalahan penulis. Pada kalimat pertama, kata “Indonesian” idealnya diganti menjadi Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lebih menunjukan kepribadian sebagai bahasa daripada menyebutnya dengan Indonesian, yang mempunyai arti lebih dekat dengan orang Indonesia. Selain itu, penulis melupakan tanda koma (,) dalam dua kalimat, yaitu pada kalimat ketiga dan kalimat terakhir.

Pada bagian pendahuluan, penulisan istilah asing sudah benar, yaitu dimiringkan. Singkatan NLP dan IR pada paragraf kedua seyogianya dideklarasikan terlebih dahulu di kalimat akhir paragraf pertama dengan menambahkan tanda kurung di sebelah kanan masing-masing istilah. Hal ini dikarenakan kedua singkatan terseut banyak disebutkan pada bagian pendahuluan, sehingga kurang efisien jika dituliskan istilah lengkapnya. Penulis mampu membedakan penulisan “di” sebagai kata depan dan sebagai kata imbuhan. Uraian pendahuluan tidak bertele-tele dan cukup jelas. Keselarasan antar paragraf terjaga dengan baik. Kalimat demi kalimat di dalamnya terlihat seolah bebas, namun belum menyalahi aturan kebahasaan.

Di bagian tinjauan pustaka, kami menemukan beberapa kesalahan. Di antaranya kalimat tidak efektif pada beberapa kalimat. Contohnya kalimat pertama paragraf pertama, “Kata di dalam bahasa Indonesia terdiri atas suku kata, baik pada kata dasar maupun pada kata berimbuhan”. Kata “pada kata” sebelum kata “berimbuhan” dapat kita hapus tanpa merusak artinya. Terdapat beberapa kata serapan yang muncul, seperti prototipe dan analogi.

Pada bagian ketiga dan keempat dari sistematika makalah, yaitu percobaan dan hasil percobaan, kami menilai penulis terlalu berhemat. Artinya tidak banyak yang dapat dianalisis karena jika dibandingkan dari segi kuantitas, bagian ini tidak sebanyak bagian tinjauan pustaka. Pada kalimat kelima paragraf pertama dalam hasil percobaan, yaitu “Setelah diteliti maka kata b yang digunakan hanya 2096 sedangkan sisanya adalah ...” kurang menyisipkan kata “kata” di belakang 2096. Kata ‘kata” ini digunakan sebagai penjelas bahwa angka yang tertulis menunjukkan banyaknnya kata. Hal seperti ini dapat kita temukan dalam kasus; telur-butir, hewan-ekor, atau lainnya.

Pada bagian kesimpulan, kami menilai tidak ada keselarasan antara bagian ini dengan pendahuluan. Di sini tidak menyinggung hubungan antara isi makalah dengan ilmu komputer yang sebelumnya tertera pada bagian pendahuluan.

Terakhir adalah bagian daftar pustaka. Bagian ini mengandung kesalahan mendasar, yaitu memakai sistem penomoran untuk daftar buku atau artikel yang menjadi rujukan. Semestinya daftar pustaka disusun berdasarkan abjad dan tidak diberi nomor.




Referensi :

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997, Balai Pustaka, Jakarta.