Bugar menjadi keharusan buat pesepakbola. Apalagi bagi pemain profesional di liga-liga utama Eropa seperti di Spanyol, Italia dan Inggris. Kebutuhan pokok yang menggiring pesepakbola Muslim meninggalkan ibadah poin keempat dari lima butir dalam Rukun Islam.
Kondisi di Eropa sekarang ini sedang tidak bersahabat bagi pesepakbola untuk berpuasa. Karena itu beberapa pemain memutuskan absen menunaikannya (Baca: Musim Panas, Kendala bagi Pesepakbola Berpuasa). Akan tetapi, buat penyerang Sevilla asal Mali, Frederic Kanoute tidak ada alasan baginya meninggalkan ibadah utama dalam agama yang dianutnya tersebut.
Kondisi apapun tidak bisa ditawar-tawar. Bermain dan berpuasa jalan berbarengan. “Saya menghormati agamaku dan akan beribadah sebaik mungkin,” kata Kanoute seperti apa yang dikatakannya pada Goal.com. “Kondisi di Spanyol bagian selatan, Andalusia, tempat Sevilla bermarkas, merupakan daerah terpanas di Benua Eropa. Tapi, “Saya bisa (dan harus) menjalaninya, terima kasih Allah SWT.”
Sejatinya banyak pesepakbola beragama Islam bermain di liga-liga Eropa, “namun mereka enggan mengatakan sesuatu menganai hubungan puasa dan bermain,” katanya lagi. “Buat saya pribadi, keyakinan membantu saya dalam bermain dan sepakbola membantu saya tetap sehat. Tidak ada masalah karena siapa pun yang mengerti akan Islam tahu puasa tidak akan melemahkan seseorang.”
Di Real Madrid terdapat Mahamadou Diarra, Lassana Diarra dan Karim Benzema yang juga tetap berpuasa tanpa melupakan profesionalitasnya terhadap kontrak yang telah ditandatangani. Untuk trio Los Merengues itu, tim dokter terus memantau kondisi mereka agar jangan sampai terkena dehidrasi.
Diarra tidak kalah takut untuk terus berpuasa meski musim kompetisi La Liga akan dimulai per 29 Agustus. “Setiap pelatih respek terhadap keputusanku,” tulis Diarra dalam situs resmi Real Madrid. “Memang sulit namun Ramadhan hanya sebulan. Saya bisa bermain baik di 10 bulan lainnya.”
Berpuasa juga dilakukan pesepakbola Muslim yang bernaung bersama Barcelona. Mereka yakni Eric Abidal, Seydou Keita dan Toure Yaya.
Dokter Yacine Zerguni, anggota Komite Kesehatan FIFA dan CAF Sports, melakukan penelitian mengenai efek puasa bagi pesepakbola Dua pesepakbola keturunan Aljazair disertakan sebagai sampel dari observasi tersebut. Selain faktor fisik, kondisi psikologis dari pemain yang dijadikan bahan penelitian itu juga ditinjau.
“Banyak pesepakbola memang tidak bisa beradaptasi dengan baik ketika berpuasa. Namun di sisi lain kualitas spiritual mereka meningkat dan juga akan memberi pengaruh positif buat fisik mereka,” ujar Zernugi. “Namun di beberapa kasus, kondidi tubuh si pemain bisa beradaptasi dengan baik. Dalam paketnya, sebelum dan sesudah pertandingan, pemain akan lebih lelah dari biasanya.”
www.liputanbola.com
Sabtu, 16 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar